BAB I
PENDAHULUAN
PERBAIKAN
ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
Dalam perencanaan pendidikan
memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan
organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan. Maka untuk
menyeimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi dengan keadaan peserta didik
maka dibutuhkan media dan sumber belajar yang dapat menunjang kemampuan siswa
dalam menghadapi tantangan global di masa kini dan akan datang.
Rencana sekolah
dalam upaya perbaikan alat/sumber belajar yang rusak sangat lah perlu dan
dijadikan prioritas, karena ini sebagai penunjang utama bagi siswa untuk
memahami isi materi pembelajaran, disamping dari penyampaian materi secara
ceramah oleh guru. Artinya, siswa tidak hanya membayangkan secara abstrak isi
dari materi pembelajaran, akan tetapi ia dapat melihat, mendengar atau bahkan
merasakan (menyentuh) materi pembelajaran dengan media dan sumber belajar yang
tepat.
BAB II
KERANGKA TEORI
PERBAIKAN
ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
A.
Pengertian perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Pengertian perencanaan, dan
pengertian perencanaan pendidikan. Ada beragam pengertian perencanaan
yang telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain menurut: (1) Bintoro
Tjokroaminoto, perencanaan adalah ‘proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu; (2)
Prajudi Atmosudirdjo, perencanaan adalah ‘perhitungan dan penentuan tentang
sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang
melakukan, bilamana, dimana dan bagaimana cara melakukannya.
Menurut Albert Waterston (1975) bahwa perencanaan merupakan suatu bentuk
investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan
yang didasarkan kepad pertimbangan ekonomi dan biaya keuntungan social.
B. Tujuan Observasi perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Tujuan Observasi perencanaan perbaikan
alat/ sumber belajar yang rusak adalah sebagai
berikut:
1.
Sebgai upaya menstandarkan alat/
sumber belajar bagi siswa untuk dapat memahami materi ajar lebih mendalam
2.
Sebagai bahan acuan untuk menambah
wawasan terhadap pentingnya alat/ media belajar
3.
Sebagai tugas akhir pada mata kuliah
perencanaan pendidikan
C. Manfaat Observasi perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Manfaat Observasi perencanaan perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak. Ini adalah sebagai upaya penambah wawasan dari segi aspek
sarana dan prasarana dalam pendidikan, sehingga nantinya pelaksanaan
pembelajaran disekolah menjadi efektif dan efisien. Artinya disini juga sebgai
upaya untuk melihat langsung keadaan dilapangan yang terkadang apa yang
tertulis didata tidak sesuai dengan dilapangan.
D. Proses atau tahapan penyusunan
perencanaan perbaikan
alat/sumber belajar yang rusak
Proses atau tahapan penyusunan perencanaan perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak, ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui dalam
penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
- Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke depan yang akan dihadapi.
- Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang diperlukan.
- Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan. Rumusan prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.
- Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan pedidikan pada aspek akademik dan non akademik.
- Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan rencana pendidikan yang baik.
- Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya (kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work) yang handal; dan (c) kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan.
- Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai (mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, sebagai feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan revisi program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.
BAB III
METODE
PENELITIAN/ OBSERVASI
PERBAIKAN
ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
Dalam pelaksaan observasi di MAS
YMPI ST. Rao Tanjung Balai yang dilaksanakan untuk memenuhi tugas akhir pada
mata kuliah perencanaan pendidikan ini ialah dengan menggunakan metode:
-
Observasi
Yaitu melihat langsung keadaan yang sebenarnya tentang apa
dan bagaimana keadaan di sekolah tersebut, terkhusus yang menyinggung
permasalahan alat dan sumber belajar yang masuk dalam kategori rencana tahunan
sekolah.
-
Dokumentasi
Melihat hasil observasi dalam bentuk foto sehingga dapat
menjadi bahan acuan dalam diskusi yang dilaksanakan (bila ada), sehingga tidak
hanya berbicara secara data dan teori akan tetapi juga ada buktikonkrit tentang
keadaan sekolah tersebut. (terlampir)
BAB
IV
TEMUAN
DISKUSI/ PEMBAHASAN
PERBAIKAN
ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
A. Deskripsi Hasil Perencanaan
Dalam perencanaan perbaikan
alat/ media pembelajaran yang rusak memerlukan beberapa konsep mengenai
perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan organisasi pendidikan akan
perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri sistem yang akan dipakai
dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan. Berikut ini adalah salah
satu arsip sekolah yang saya terima selama observasi, yaitu Rencana Kerja
Tahunan Sekolah/ Program Kerja Sekolah, ini hanya potongannya mengingat batasan
halaman yang diberikan dalam penyelesaian tugas ini.
Program
Kerja Sekolah/ Rencana Kerja Tahunan Sekolah
Alternatif Pemecahan
|
Program
|
Penanggung Jawab
|
Sasaran
|
Indikator
|
Kegiatan
|
Penambahan dana untuk buku TIK
|
Kurikulum
|
- kepala
sekolah
- bendahara
|
Tersedianya dana untuk penambahan buku TIK dan computer
|
Telah tersedianya dana untuk penambahan buku TIK dan
komputer
|
a. penambahan
buku TIK sebanyak 130 buku
b. penambahan fasilitas komputer sebanyak 40 unit
|
Perbaikan alat/sumber belajar yang
rusak.
|
Kurikulum
|
- kepala sekolah
- PKS II sarana prasarana
|
Setiap alat/sumber belajar yang rusak
dapat diper baiki
|
Alat/sumber belajar yang rusak telah
diper baiki
|
a.
perbaikan
komputer 2 unit
b.
perbaikan
printer 2 unit
c.
pergantian
papan tulis sebanyak 5 buah
|
Adanya catatan khusus guru tentang
perkembangan siswa.
|
Kurikulum
|
- kepala
sekolah
- PKS
I kurikulum
- Guru
mata pelajaran
|
Guru membuat catatan khusus tentang perkembangan siswa
setiap tahun
|
Guru telah membuat catatan khusus tentang perkembangan
siswa setiap tahunnya
|
a. penyediaan
buku catatan khusus ( anekdod ) tentang perkembangan siswa setiap semester
b. workshop
tentang catatan khusus ( anekdod ) tentang perkembangan siswa
|
Setiap perencanaan pada umumnya
memiliki satu tujuan perencanaan yang mencakup langkah keseluruhan perencanaan,
mulai perencanaan strategi sampai keperencanaan operasional. Dengan demikian
proses perencanaan melalui tahap-tahap seperti:
1. Menentukan kebutuhan dasar antisipasi terhadap
perubahan lingkungan atau masalah yang muncul.
2. Melakukan forecasting, menentukan program,
tujuan, misi perencanaan.
3. Menspesifikasi tujuan.
4. Menentukan standar performan.
5. Menentukan alat/metode/alternatif pemecahan
6. Melakukan implementasi dan menilai
7. Mengadakan review.
Karena itu perencanaan perbaiakan
alat/ sumber belajar yang rusak memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar
sesuai dengan lapangan kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan
usaha menciptakan iklim organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan
kerjasama seluruh warga sekolah dan masyrakat. Sebab kegiatan perencanaan
pendidikan pada umumnya tidak pernah bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama
pada masyarakat yang ada di sekitarnya.
B. Analisis
Perencanaan Perbaikan Alat/ Sumber Belajar yang Rusak
Implementasi
perencanaan dalam rangka perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak tentunya
dengan melakukan rehabilitasi terhadap tempat, benda atau apapun yang ada
kaitannya dengan alat/ sumber belajar yang rusak sehingga nantinya menjadi
layak pakai dan tea guna. Demikian pula dengan indikator lain seperti
kualifikasi guru layak mengajar yang masih rendah. Berapa persen kelayakan
mengajar guru yang semestinya mendukung mutu pendidikan, sehingga dapat
disususn suatu rencana dalam bentuk kegiatan pokok pendukung untuk mencapai
target itu yaitu dengan merencanakan jumlah guru bidang studi yang akan
ditatar, jumlah guru yang akan ditingkatkan pendiddikannya, jumlah guru yang
dapat disesuaikan antara jurusan ijazah dengan bidang studi yang diajarkan.
C. Analisis Perencanaan untuk Relevansi Pendidikan
Relevansi
pendidkan dengan dunia usaha senantiasa akan menjadi perhatian pemerintah.
Dalam kaitan itu, indikator-indikator yang perlu diperhatikan adalah; (1)
adanya kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut; (2)
penjurusan berdasarkan potensi individu siswa; (3) jenis keahlian/rumpun
kejuruan pada SMK; (4) persentase SMK yang melaksanakan pendidikan sistim ganda
(PSG) serta jumlah siswa yang terlibat; (5) jumlah lulusan yang dapat diserap
disektor ekonomi dan persentase jumlah lulusan yang menganggur dan (6) pasar
kerja unggulan yang diminati oleh lulusan. Dengan mencermati rumusan masalah,
maka dapat disusun perencanaan untuk mengatasi masalah relevansi pada semua
jenjang pendidikan. Misalnya , kurikulum muatan lokal harus disesuaikan dengan
kondisi setempat, ketersediaan jenis keahlian/rumpun kejuruan yang ada di
sekolah disesuaikan dengan sektor ekonomi yang ada, apakah masih diperlukan
jenis keahlian/rumpun lainnya yang dapat mendukung pengembangan usaha didaerah
setempat. Demikian halnya dengan jumlah siswa yang melaksanakan PSG masih
sangat rendah, maka dapat disusun rencana untuk tahun yang akan datang berapa
persen jumlah siswa yang harus dilibatkan dalam PSG dan identifikasi jenis
perusahaan yang dapat dilibatkan dalam PSG ini.
D. Analisis Perencanaan untuk Efisiensi
Pengelolaan Pendidikan
Pengelolaan
pendidikan yang lebih efisien menjadi salah satu prioritas pemerintah. Oleh
karena itu, beberapa indikator yang mencerminkan pengelolaan pendidikan pada
semua jenjang pendidikan yang efisien harus diperhatikan antara lain ; (1)
efesiensi sekolah yang meliputi angka mengulang, angka putus sekolah, angka
lulusan, lama belajar, tahun siswa terbuang, tahun masuk per lulusan, dan rasio
masukan-keluaran (2) kelayakan biaya satuan yang diukur dengan rupiah/siswa dan
tingkat pemborosan.
Karena itu perencanaan
pendidikan memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan
kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim organisasi
pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan masyarakat.
Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah bisa dilepaskan
dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di sekitarnya.
Itu sebabnya mengapa perlu
komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi,
saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Karena masyarakat turut bertanggungjawab terhadap kemajuan dan
kelancaran proses pendidikan dalam lembaga pendidikan. Karena masyarakat sudah
menjadi bagian kegiatan yang penting dalam mengendalikan roda perjalanan
organisasi pendidikan. Sehingga masalah yang muncul baik dari lembaga sendiri
maupun di masyarakat dapat diselesaikan dengan mudah dan lebih tuntas.
Khusus para perencana pendidikan
lebih-lebih perencanaan yang bersifat partisipatori yang perencanaan dilakukan
bersama di antara pecinta pendidikan yaitu lembaga pendidikan dan warga
masyarakat. Mereka yang dapat mempengaruhi pendidikan dan dapat dipengaruhi
oleh pendidikan yang di sebut stakeholder.
BAB
V
PENUTUP
PERBAIKAN
ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa sistem komunikasi perencanaan
dalam bidang pendidikan itu sangat
penting, Karena
lingkungan lembaga pendidikan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman,
maka diperlukan komunikasi dalam hal sistem perencanaan pendidikan yang
berhubungan dengan pengambilan keputusan, penyusunan perencanaan, pengawasan,
evaluasi, serta perumusan kebijakan yang sangat memerlukan komunikasi sebagai
bahan pendukung pada perencanaan pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu
sistem pendekatan yaitu perencanaan pendidikan partisipatori.
Karena itu perencanaan
pendidikan memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan
kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim
organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan
masyarakat. Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah
bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di
sekitarnya.
Itu sebabnya mengapa perlu
komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi,
saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat. Karena masyarakat turut bertanggungjawab terhadap kemajuan dan
kelancaran proses pendidikan dalam lembaga pendidikan. Karena masyarakat sudah
menjadi bagian kegiatan yang penting dalam mengendalikan roda perjalanan
organisasi pendidikan. Sehingga masalah yang muncul baik dari lembaga sendiri
maupun di masyarakat dapat diselesaikan dengan mudah dan lebih tuntas.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://walangkramat.wordpress.com/2010/01/13/sumber-belajar-media-dan-alat-peraga/
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html
Udin Syaefudin Sa'ud, Abin Syamsuddin Makmun, perencanaan pendidikan,2005. Rosda Karya. Bandung.
s
salam sukses, angin timur
director of change
Mulia Raja Lubis (edan.raja@yahoo.com/ angin.raja20@yahoo.com)
director of change
Mulia Raja Lubis (edan.raja@yahoo.com/ angin.raja20@yahoo.com)
semoga bermanfaat buat semuanya.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
menggapai asa dalam kesempatan dan kemauan
mentukan pilihan yg ada dengan bijak dan makna
karena pilihan adalah awal dari perjalanan panjang