Translate

Selasa, 11 September 2012

OBSERVASI PERENCANAAN PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN
PERBAIKAN ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
            Dalam perencanaan pendidikan memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan. Maka untuk menyeimbangkan perubahan-perubahan yang terjadi dengan keadaan peserta didik maka dibutuhkan media dan sumber belajar yang dapat menunjang kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan global di masa kini dan akan datang.
Rencana sekolah dalam upaya perbaikan alat/sumber belajar yang rusak sangat lah perlu dan dijadikan prioritas, karena ini sebagai penunjang utama bagi siswa untuk memahami isi materi pembelajaran, disamping dari penyampaian materi secara ceramah oleh guru. Artinya, siswa tidak hanya membayangkan secara abstrak isi dari materi pembelajaran, akan tetapi ia dapat melihat, mendengar atau bahkan merasakan (menyentuh) materi pembelajaran dengan media dan sumber belajar yang tepat.












BAB II
KERANGKA TEORI
PERBAIKAN ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
A. Pengertian perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Pengertian perencanaan, dan pengertian perencanaan pendidikan. Ada beragam pengertian perencanaan  yang telah dikemukakan oleh para ahli, antara lain menurut: (1) Bintoro Tjokroaminoto, perencanaan adalah ‘proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu; (2) Prajudi Atmosudirdjo, perencanaan adalah ‘perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, dimana dan bagaimana cara melakukannya.
Menurut Albert Waterston (1975) bahwa perencanaan merupakan suatu bentuk investasi pendidikan yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan yang didasarkan kepad pertimbangan ekonomi dan biaya keuntungan social.
B. Tujuan Observasi perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Tujuan Observasi perencanaan perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak  adalah sebagai berikut:
1.      Sebgai upaya menstandarkan alat/ sumber belajar bagi siswa untuk dapat memahami materi ajar lebih mendalam
2.      Sebagai bahan acuan untuk menambah wawasan terhadap pentingnya alat/ media belajar
3.      Sebagai tugas akhir pada mata kuliah perencanaan pendidikan
C. Manfaat Observasi perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Manfaat Observasi perencanaan perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak. Ini adalah sebagai upaya penambah wawasan dari segi aspek sarana dan prasarana dalam pendidikan, sehingga nantinya pelaksanaan pembelajaran disekolah menjadi efektif dan efisien. Artinya disini juga sebgai upaya untuk melihat langsung keadaan dilapangan yang terkadang apa yang tertulis didata tidak sesuai dengan dilapangan.
D. Proses atau tahapan penyusunan perencanaan perbaikan alat/sumber belajar yang rusak
Proses atau tahapan penyusunan perencanaan perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak, ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
  1. Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan atau taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke depan yang akan dihadapi.
  2. Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang diperlukan.
  3. Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam layanan pendidikan. Rumusan prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.
  4. Tahap program and project formulation, yaitu rumusan program dan proyek pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan pedidikan pada aspek akademik dan non akademik.
  5. Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan rencana pendidikan yang baik.
  6. Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya (kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work) yang handal; dan (c) kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan.
  7. Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai (mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, sebagai feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan revisi program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik.



BAB III
METODE PENELITIAN/ OBSERVASI
PERBAIKAN ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
            Dalam pelaksaan observasi di MAS YMPI ST. Rao Tanjung Balai yang dilaksanakan untuk memenuhi tugas akhir pada mata kuliah perencanaan pendidikan ini ialah dengan menggunakan metode:
-          Observasi
Yaitu melihat langsung keadaan yang sebenarnya tentang apa dan bagaimana keadaan di sekolah tersebut, terkhusus yang menyinggung permasalahan alat dan sumber belajar yang masuk dalam kategori rencana tahunan sekolah.
-          Dokumentasi
Melihat hasil observasi dalam bentuk foto sehingga dapat menjadi bahan acuan dalam diskusi yang dilaksanakan (bila ada), sehingga tidak hanya berbicara secara data dan teori akan tetapi juga ada buktikonkrit tentang keadaan sekolah tersebut. (terlampir)




BAB IV
TEMUAN DISKUSI/ PEMBAHASAN
PERBAIKAN ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
A. Deskripsi Hasil Perencanaan
Dalam perencanaan perbaikan alat/ media pembelajaran yang rusak memerlukan beberapa konsep mengenai perubahan lingkungan pendidikan, kebutuhan organisasi pendidikan akan perencanaan akibat perubahan lingkungan, ciri-ciri sistem yang akan dipakai dalam perencanaan, dan beberapa teori perencanaan. Berikut ini adalah salah satu arsip sekolah yang saya terima selama observasi, yaitu Rencana Kerja Tahunan Sekolah/ Program Kerja Sekolah, ini hanya potongannya mengingat batasan halaman yang diberikan dalam penyelesaian tugas ini.
Program Kerja Sekolah/ Rencana Kerja Tahunan Sekolah
Alternatif Pemecahan
Program
Penanggung Jawab
Sasaran
Indikator
Kegiatan
Penambahan dana untuk buku TIK

Kurikulum
-    kepala sekolah
-    bendahara
Tersedianya dana untuk penambahan buku TIK dan computer
Telah tersedianya dana untuk penambahan buku TIK dan komputer
a.    penambahan buku TIK sebanyak 130 buku
b. penambahan fasilitas komputer sebanyak 40 unit
Perbaikan alat/sumber belajar yang rusak.

Kurikulum
-    kepala sekolah
-    PKS II sarana prasarana
Setiap alat/sumber belajar yang rusak dapat diper baiki

Alat/sumber belajar yang rusak telah diper baiki

a.    perbaikan komputer 2 unit
b.    perbaikan printer 2 unit
c.     pergantian papan tulis sebanyak 5 buah

Adanya catatan khusus guru tentang perkembangan siswa.

Kurikulum
-    kepala sekolah
-    PKS I kurikulum
-    Guru mata pelajaran
Guru membuat catatan khusus tentang perkembangan siswa setiap tahun
Guru telah membuat catatan khusus tentang perkembangan siswa setiap tahunnya
a.    penyediaan buku catatan khusus ( anekdod ) tentang perkembangan siswa setiap semester
b.    workshop tentang catatan khusus ( anekdod ) tentang perkembangan siswa

Setiap perencanaan pada umumnya memiliki satu tujuan perencanaan yang mencakup langkah keseluruhan perencanaan, mulai perencanaan strategi sampai keperencanaan operasional. Dengan demikian proses perencanaan melalui tahap-tahap seperti:
1. Menentukan kebutuhan dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan atau masalah yang muncul.
2. Melakukan forecasting, menentukan program, tujuan, misi perencanaan.
3. Menspesifikasi tujuan.
4. Menentukan standar performan.
5. Menentukan alat/metode/alternatif pemecahan
6. Melakukan implementasi dan menilai
7. Mengadakan review.
Karena itu perencanaan perbaiakan alat/ sumber belajar yang rusak memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama seluruh warga sekolah dan masyrakat. Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di sekitarnya.
B. Analisis Perencanaan Perbaikan Alat/ Sumber Belajar yang Rusak  
            Implementasi perencanaan dalam rangka perbaikan alat/ sumber belajar yang rusak tentunya dengan melakukan rehabilitasi terhadap tempat, benda atau apapun yang ada kaitannya dengan alat/ sumber belajar yang rusak sehingga nantinya menjadi layak pakai dan tea guna. Demikian pula dengan indikator lain seperti kualifikasi guru layak mengajar yang masih rendah. Berapa persen kelayakan mengajar guru yang semestinya mendukung mutu pendidikan, sehingga dapat disususn suatu rencana dalam bentuk kegiatan pokok pendukung untuk mencapai target itu yaitu dengan merencanakan jumlah guru bidang studi yang akan ditatar, jumlah guru yang akan ditingkatkan pendiddikannya, jumlah guru yang dapat disesuaikan antara jurusan ijazah dengan bidang studi yang diajarkan.
C.    Analisis Perencanaan untuk Relevansi Pendidikan 
            Relevansi pendidkan dengan dunia usaha senantiasa akan menjadi perhatian pemerintah. Dalam kaitan itu, indikator-indikator yang perlu diperhatikan adalah; (1) adanya kurikulum muatan lokal yang sesuai dengan kondisi daerah tersebut; (2) penjurusan berdasarkan potensi individu siswa; (3) jenis keahlian/rumpun kejuruan pada SMK; (4) persentase SMK yang melaksanakan pendidikan sistim ganda (PSG) serta jumlah siswa yang terlibat; (5) jumlah lulusan yang dapat diserap disektor ekonomi dan persentase jumlah lulusan yang menganggur dan (6) pasar kerja unggulan yang diminati oleh lulusan. Dengan mencermati rumusan masalah, maka dapat disusun perencanaan untuk mengatasi masalah relevansi pada semua jenjang pendidikan. Misalnya , kurikulum muatan lokal harus disesuaikan dengan kondisi setempat, ketersediaan jenis keahlian/rumpun kejuruan yang ada di sekolah disesuaikan dengan sektor ekonomi yang ada, apakah masih diperlukan jenis keahlian/rumpun lainnya yang dapat mendukung pengembangan usaha didaerah setempat. Demikian halnya dengan jumlah siswa yang melaksanakan PSG masih sangat rendah, maka dapat disusun rencana untuk tahun yang akan datang berapa persen jumlah siswa yang harus dilibatkan dalam PSG dan identifikasi jenis perusahaan yang dapat dilibatkan dalam PSG ini. 
D.     Analisis Perencanaan untuk Efisiensi Pengelolaan Pendidikan 
            Pengelolaan pendidikan yang lebih efisien menjadi salah satu prioritas pemerintah. Oleh karena itu, beberapa indikator yang mencerminkan pengelolaan pendidikan pada semua jenjang pendidikan yang efisien harus diperhatikan antara lain ; (1) efesiensi sekolah yang meliputi angka mengulang, angka putus sekolah, angka lulusan, lama belajar, tahun siswa terbuang, tahun masuk per lulusan, dan rasio masukan-keluaran (2) kelayakan biaya satuan yang diukur dengan rupiah/siswa dan tingkat pemborosan. 


Karena itu perencanaan pendidikan memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan masyarakat. Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di sekitarnya.
Itu sebabnya mengapa perlu komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi, saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Karena masyarakat turut bertanggungjawab terhadap kemajuan dan kelancaran proses pendidikan dalam lembaga pendidikan. Karena masyarakat sudah menjadi bagian kegiatan yang penting dalam mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan. Sehingga masalah yang muncul baik dari lembaga sendiri maupun di masyarakat dapat diselesaikan dengan mudah dan lebih tuntas.
Khusus para perencana pendidikan lebih-lebih perencanaan yang bersifat partisipatori yang perencanaan dilakukan bersama di antara pecinta pendidikan yaitu lembaga pendidikan dan warga masyarakat. Mereka yang dapat mempengaruhi pendidikan dan dapat dipengaruhi oleh pendidikan yang di sebut stakeholder.



BAB V
PENUTUP
PERBAIKAN ALAT/SUMBER BELAJAR YANG RUSAK
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa sistem komunikasi perencanaan dalam  bidang pendidikan itu sangat penting, Karena lingkungan lembaga pendidikan selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman, maka diperlukan komunikasi dalam hal sistem perencanaan pendidikan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan, penyusunan perencanaan, pengawasan, evaluasi, serta perumusan kebijakan yang sangat memerlukan komunikasi sebagai bahan pendukung pada perencanaan pendidikan. Dalam hal ini diperlukan suatu sistem pendekatan yaitu perencanaan pendidikan partisipatori.
Karena itu perencanaan pendidikan memerlukan akuntabilitas dan kontrol agar sesuai dengan lapangan kerja dalam perencanaan pendidikan, sehubungan dengan usaha menciptakan iklim organisasi pendidikan yang hangat. Dalam hal ini diperlukan kerjasama dengan masyarakat. Sebab kegiatan perencanaan pendidikan pada umumnya tidak pernah bisa dilepaskan dari masyarakat, terutama pada masyarakat yang ada di sekitarnya.
Itu sebabnya mengapa perlu komunikasi dengan masyarakat, semua itu ada hubungannya di mana saling memberi, saling mendukung, dan saling menguntungkan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat. Karena masyarakat turut bertanggungjawab terhadap kemajuan dan kelancaran proses pendidikan dalam lembaga pendidikan. Karena masyarakat sudah menjadi bagian kegiatan yang penting dalam mengendalikan roda perjalanan organisasi pendidikan. Sehingga masalah yang muncul baik dari lembaga sendiri maupun di masyarakat dapat diselesaikan dengan mudah dan lebih tuntas.
SARAN




DAFTAR PUSTAKA

http://walangkramat.wordpress.com/2010/01/13/sumber-belajar-media-dan-alat-peraga/
http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.html
Udin Syaefudin Sa'ud, Abin Syamsuddin Makmun, perencanaan pendidikan,2005. Rosda Karya. Bandung.















s











salam sukses, angin timur
director of change

Mulia Raja Lubis (edan.raja@yahoo.com/ angin.raja20@yahoo.com)
semoga bermanfaat buat semuanya.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

menggapai asa dalam kesempatan dan kemauan
mentukan pilihan yg ada dengan bijak dan makna
karena pilihan adalah awal dari perjalanan panjang