3 Cord dalam Manajemen Perubahan
Ketika
sedang nongkrong minum kopi ada topik diskusi tentang manajemen perubahan.
Manajemen perubahan dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas dan
tindakan terencana yang mencoba mengubah organisasi sesuai yang diamanatkan
dalam tujuan organisasi yang tertuang dalam rencana strategis organisasi.
Kenapa
ada kata mencoba, karena pada kenyataannya belum tentu berhasil mengingat ada
unsur manusia (makhluk Tuhan yang luar biasa ajaib keanehannya dalam berubah). Unsur
manusia ini sebenarnya yang akan diubah ketika kita berbicara manajemen
perubahan.
Tetapi
ada 3 prinsip dasar dalam manajemen perubahan yang merupakan rangkuman dari
berbagai literatur yang bisa menjadi dasar kesuksesan manajemen perubahan yaitu
3C – Clarity, Communications and Consistency (Kejelasan, Komunikasi dan
Konsistensi).
Clarity atau kejelasan adalah organisasi harus memiliki sebuah
kejelasan terhadap perubahan yang ingin dituju. Tidak harus kejelasan proses,
karena terkadang prosesnya harus berubah atau ditemukan sambil jalan. Mirip
dengan pepatah “A Leader could sometimes not be clear about what he is
doing, but he should/must be clear on where he is going” Seorang
pemimpin bisa saja dalam suatu waktu tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, tetapi
tidak boleh tidak tahu kemana dia menuju atau apa yang ingin dia capai.
Communication atau komunikasi merupakan medium terpenting dalam manajemen
perubahan karena disinilah titik untuk membuat manusia berubah. Komunikasi
memiliki the rule of 7 (7 Aturan), yaitu pesan yang sama harus diulan sebanyak
7 kali dengan 7 medium berbeda. Pengulangan adalah untuk membuat orang ingat
dan memiliki kesadaran bahwa hal itu penting (sesuatu yang diulang2 membuat
otak kita memprioritaskannya, contohnya iklan). Medium yang berbeda untuk
memastikan setiap orang pada setiap saat dan dimana saja mendapatkan pesan yang
sama (email, buletin organisasi, memo kepala, pembukaan rapat, kata pengantar,
diskusi dsb)
Consistency adalah bagian yang penting pula dalam manajemen perubahan,
karena semua usaha perubahan pasti akan berbenturan dengan sebagian massa yang
skeptis terhadap perubahan. “Ah nanti paling nggak kuat si boss, atau nanti
juga balik lagi”. Disinilah letak konsistensi dalam bertindak dan berbuat
menjadi penting. Semua orang harus tahu bahwa ada garis merah yang
setelah dilewati, tidak akan mungkin kita kembali lagi dibelakang garis merah
tersebut. Ada cerita dari teman saya tentang cara orang Viking memenangkan
invasi ke negara lain: Ketika viking sampai dipantai negara yang dia ingin
taklukkan, biasanya disambut dengan benteng tinggi, seluruh kapal yang membawa
mereka tiba, dibakar. Artinya bagi orang Viking: kita tidak akan pulang dan
harus menang dalam bertarung, dan disisi lain bagi penduduk negara tersebut akan
menjadi ketakukan karena berfikir “ini orang pasti tak terkalahkan karena tidak
punya opsi lain selain menang atau mati akan bertarung”.
Seorang
Change Leader/Agents harus menjadi orang viking ini: Tidak ada kata kembali,
gunakan semua jalur komunikasi dengan pesan jelas dan jernih.