Translate

Senin, 29 November 2010

KONSEP DASAR ILMU PENIDIKAN PEDAGOGIK

Tugas makalah Kelompok
KONSEP DASAR ILMU PENDIDIKAN PEDAGOGIK

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
MASDALENA
MENTARI RITONGA
MULIA RAJA LUBIS
WATINI
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam




INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
2010

KATA PENGANTAR


Kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga kita mampu melaksanakan segala aktivitas rutinitas dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Selanjutkan makalah ini kami persembahkan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ilmu Pendidikan yang membahas tentang ” Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Pedagogik” dan kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang membina mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Semoga makalah ini menjadi suatu ilmu yang bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi kami pribadi. Dan hanya kepada Allah kami akan kembali.


Penulis




DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ........................................................................................... ........... 2
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG .............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ............................................................................................. 4
B. TUJUAN .................................................................................... ................. 5
C. KONSEP ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN
1. ILMU PENDIDIKAN SECARA TEORITIS............................................. 5
2. ILMU PENDIDIKAN SECARAPRAKTIS ........................................... 6
3. ILMU PENDIDIKAN SECARA NORMATIF ......................................... 6

BAB III PENUTUP
KESIMPULAN .................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 9


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya konsep ilmu pendidikan merupakan rancangan yang nantinya diharapkan dapat memudahkan para pendidik dalam upaya memberikan ajaran kepada anak didik dengan harapan anak didik itu mampu untuk mengetahui dan memahami setiap materi yang diberikan.
Mendidik adalah semua upaya untuk membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkan bakat, pribadi dan potensi lainnya secara optimal kearah yang positif.
Dan pada bab selanjutnya akan di jelaskan mengenai pengertian, tujuan dan bagaimana konsep ilmu pendidikan itu.


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. KONSEP DASAR
Landasan-landasan pokok atau rancangan awal tentang sesuatu hal yang bermaksud untuk mempermudah dan melancarkan setiap tindakan yng kan dilakukan dengan maksud untuk mencapai tujuan yang di harapkan.
2. ILMU PENDIDIKAN
Ilmu pendidikan adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah pendidikan baik itu bersifat teoritis maupun praktis.
3. PEDAGOGIK
Bagi pendidik, istilah ini pasti sudah tidak asing lagi, dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek mendidik anak. Jika dilihat dari segi istilah, pedagogik sendiri berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu paedos (anak) dan agogos (mengantar, membimbing, memimpin).
Istilah lainnya yaitu Paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak, Pedagogi yang merupakan praktek pendidikan anak dan kemudian muncullah istilah Pedagogik yang berarti ilmu mendidik anak.
Maka maksud dari konsep dasar ilmu pendidikan pedagogik adalah, rancangan atau landasan dasar yang yang dimaksudkan untuk memberikan materi-materi ajar kepada setiap anak didik dengan tujuan agar pendidikan yang diberikan kepada anak dapat mencapai sasaran yang telah di tentukan.
B. TUJUAN
Pedagogik sebagai suatu sistem pengetahuan tentang pendidikan anak diperlukan, karena akan menjadi dasar bagi praktek mendidik anak.
Selain itu bahwa pedagogik akan menjadi standar atau kriteria keberhasilan praktek pendidikan anak. Kedua, manusia memiliki motif untuk mempertanggungjawabkan pendidikan bagi anak-anaknya, karena itu agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, praktek pendidikan anak memerlukan pedagogik sebagai landasannya agar tidak jadi sembarangan.
C. KONSEP ILMU PENDIDIKAN
Konsep dasar ilmu pendidikan yang menjadi landasan dalam kaitannya dengan ilmu pendidikan adalah : teoritis, praktis dan normatif.
1. Ilmu Pendidikan secara Teoritis
Maksudnya adalah yang berisi pemikiran-pemikiran tentang maslah pendidikan dimana nilai-nilai teoritis menyebabkan timbulnya sifat-sifat yang lain yaitu senantiasa tumbuh dan berkembang untuk mencapai kesempurnaan dirinya.
2. Ilmu Pendidikan secara Praktis
Maksudnya ialah bahwa Ilmu pendidikan bukan hanya sekedar imu pengetahuan murni yang bertujuan mengejar kebenaran saja, akan tetapi teori-teori tentang pendidikan itu dimaksudkan untuk mencari dasar-dasar atau pokok-pokok yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Khususnya adalah masalah pendidikan sehingga Ilmu Pengetahuan itu berguna dan dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ilmu Pengetahuan secara Normatif
Dimana mengadung arti membawa pengakuan atas pengertian atau kenyataan sebagai berikut:
a. Dalam ilmu pendidikan terkandung norma ukuran kaidah atau tegasnya peraturan tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak sesuai dengan norma tertentu. Dengan kata lain dalam ilmu pendidikan kita menjumpai satu kaidah tentang tingkah laku perbuatan yang seharusnya dikerjakan oleh setiap manusia.
b. Tugas pondidikan pada umumnya dan pendidik khususnya adalah menanamkan norma tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dasar filsafat, pada umumnya atau dasar-daasar filsafat pendidikan pada umumnya.
Konsep dasar ilmu pendidikan pedagogik adalah pola mendidik dengan memperhatikan setiap bakat minat dan potensi yang ada pada diri anak tersebut dengan maksud agar anak benar-benar mencapai titik maksimal dalam pembelajaran.
Maka disini peran tenaga pengajar (pedagogik) diperlukan untuk mencapai hasil tersebut. Artinya konsep dasar dari ilmu pendidikan pedagogik adalah
1. Anak didik merupakan subjek dalam pendidikan sehingga dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan kebutuhannya agar mereka mencapai tujuan.
2. Anak didik bukanlah gambaran orang dewasa yang kecil akan tetapi mereka memang memiliki dunia masing-masing dengan alamnya sendiri. Artinya keberadaan anak didik tetap mempertimbangkan setiap psikologi anak itu.
3. Anak didik memiliki bakat, minat dan potensi masing-masing sehingga setiap peserta didik harus mampu untuk mengasah dan mengembangkan potensi itu.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Maksud dari konsep dasar ilmu pendidikan pedagogik adalah, rancangan atau landasan dasar yang yang dimaksudkan untuk memberikan materi-materi ajar kepada setiap anak didik dengan tujuan agar pendidikan yang diberikan kepada anak dapat mencapai sasaran yang telah di tentukan.
Konsep Dasar Ilmu Pendidikan
1. Ilmu Pendidikan secara Teoritis
2. Ilmu Pendidikan secara Praktis
3. Ilmu Pengetahuan secara Normatif
Konsep dasar ilmu pendidikan pedagogik adalah pola mendidik dengan memperhatikan setiap bakat minat dan potensi yang ada pada diri anak tersebut dengan maksud agar anak benar-benar mencapai titik maksimal dalam pembelajaran.




DAFTAR PUSTAKA
- Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Al-Ma’arif, 1987
- Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional
- Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1993
- dkk, Zakiah Drajat. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992
- Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.2009
- Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. Jakarta: rineka Cipta. 2009
- Saifullah, Ali. Pendidikan, Pengjaran dan Kebudayaan. Surabaya: Usaha Nasional.1981
- Sardiman Am. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. 1990

Minggu, 07 November 2010

PERGAULAN BEBAS

KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat menyelesaikan makalah tentang Seks Bebas di Kalangan Remaja ini dengan baik tanpa hambatan. Hal ini tidak terlepas juga karena dukungan dari Ibu Nurlatifah Harahap M.Pd. selaku guru dan pembimbing kami.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada para pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah untuk mata pelajaran Teknologi dan Informasi.
Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sehingga kritik, koreksi, dan saran dari semua pihak untuk menyempurnakan makalah kami selanjutnya senantiasa akan kami terima dengan tangan terbuka.
Akhir kata, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang telah membimbing kami untuk membuat makalah ini.


Sampali, November 2010

Penyusun

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
MOTTO iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. Akibat dari Pergaulan Bebas 3
2.2. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas 5

BAB III PENUTUP 7
3.1. Simpulan 7
3.2. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Masa pubertas merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa yang dimulai umur 8 – 14 tahun. Awal pubertas dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah bangsa, iklim, gizi dan kebudayaan. Secara klinis mulai tumbuh ciri-ciri kelamin sekunder, misalnya : tumbuh rambut pubis, ketiak, timbul jerawat pada wajah, peningkatan berat badan dan tinggi badan, pada wanita mengalami pembesaran buah dada dan pada pria terjadi perubahan pada suara dan tumbuh jakun.
Pada tahun 2000, jumlah penduduk remaja Indonesia 43,6 juta. Sebagian besar remaja (69,3%) – umur kawin pertama dalam usia belia (<18 data-blogger-escaped-br="br" data-blogger-escaped-tahun="tahun"> Seks bebas itu sendiri ada kaitannya dengan perilaku yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan mereka misalnya, mereka bisa terserang virus HIV ataupun bayi yang mereka lahirkan tidak mempunyai status.
Oleh karena itu pemerintah harus mampu mengambil tindakan dan menyaring pengaruh yang berhak dan berdampak negatif bagi para remaja. Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan menghindari hubungan seks pra nikah.
Upaya-upaya pencegahan pergaulan bebas adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika, diantaranya : (1) Pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga. (2) kerjasama guru dan orangtua, tokoh masyarakat, pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosi anak agar dapat mengembangkan rasa percaya diri.

1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Apa akibat dari seks bebas ?
2. Apa upaya pencegahan seks bebas ?
Dalam pembahasan masalah ini difokuskan pada akibat dari seks bebas yang mana dewasa ini sangat banyak terjadi di kalangan remaja.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Akibat dari Pergaulan Bebas
Melakukan hubungan seks secara bebas merupakan akibat pertama dari pergaulan bebas yang merupakan lingkaran setan yang tidak ada putusnya dengan berbagai akibat di berbagai bidang antara lain di bidang sosial, agama dan kesehatan sebagai berikut :
- Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
- Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
- Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
- Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
- Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
- Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
- Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
- Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.
- Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
- Apa yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
- Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua, berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang lain. Seks bebas biasanya berkait dengan dosa dan maksiat yang lain sebelum atau bila berlakunya dan selepas itu biasanya akan melahirkan kemaksiatan yang lain pula.
- Seks bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan kepada seluruh keluarganya.
- Aib yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam daripada dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.
- Jika wanita yang berzina hamil dan untuk menutupi aibnya ia mengugurkan kandungannya itu maka dia telah berzina dan juga telah membunuh jiwa yang tidak berdosa . Jika dia ialah seorang wanita yang telah bersuami dan melakukan perselingkuhan sehingga hamil dan membiarkan anak itu lahir maka dia telah memasukkan orang asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga anak itu mendapat hak warisan mereka tanpa disadari siapa dia sebenarnya. Amat mengerikan, naudzubillah min dzalik.
- Perzinaan akan melahirkan generasi individu-individu yang tidak ada asal keturunan (nasab). Di mata masyarakat mereka tidak memiliki status sosial yang jelas.

- Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan kehormatan wanita.
- Zina dapat menanamkan permusuhan dan menyalakan api dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah berzina dengannya.
- Perzinaan sangat mempengaruhi jiwa keluarganya di mana mereka akan merasa jatuh martabat di mata masyarakat, sehingga kadang-kadang menyebabkan mereka tidak berani untuk mengangkat muka di hadapan orang lain.
- Perzinaan menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya seperti AIDS, siphilis, dan gonorhea atau kencing bernanah.

2.2. Upaya Pencegahan Pergaulan Bebas
a. Menanamkan nilai-nilai agama, moral dan etika antara lain : pendidikan agama, moral dan etika dalam keluarga, kerjasama guru, orangtua dan tokoh masyarakat.
b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri, mengembangkan ketrampilan mengambil keputusan yang baik dan tepat, mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan ketrampilan berkomunikasi, yang mampu mengatakan “tidak” tanpa beban dan tanpa mengikuti orang lain.
c. Pendidikan dan penyuluhan seksual
Pada waktu ini cara-cara pendidikan seksual didasari oleh dua pandangan dan pendekatan yang sangat berbeda, yaitu : (a) pendekatan psikoanalitik, yang hanya mengakui bahwa perkembangan psiko-seksual ditentukan oleh pembawaan yang untuk sebagian besar sifatnya autonom. (b) pendekatan sosiologik, yang mengakui adanya pengaruh dari lingkungan. Yang mempunyai banyak pengikutnya adalah pandangan pendekatan yang kedua.
Pendidikan seksual sebaiknya sudah dimulai sedini mungkin, dalam masa kanak-kanak dengan peranan utama dipegang oleh para orangtua dan para guru.
Bagi para remaja penyuluhan seksual sudah dapat dimulai di sekolah lanjutan, baik oleh dokter maupun oleh guru, yang kedua-duanya sudah memiliki pengetahuan tentang seksologi modern. Penyuluhan yang salah dapat berakibat negatif. Para orangtua tentunya dapat pula memegang peranan dalam hal ini.
d. Penyuluhan pada remaja
Dalam penyuluhan pada remaja perlu dibahas secara singkat anatomi dan fisiologi alat kelamin, serta fisiologi hubungan seksual. Juga variasi dan penyimpangannya yang masih dianggap dalam batas-batas normal perlu dikemukakan. Semua itu dilakukan dengan latar belakang norma-norma yang berlaku, termasuk agama dan pandangan masyarakat.




BAB III
PENUTUP


3.1. Simpulan
Akibat seks bebas antara lain :
a. Melakukan hubungan seksual secara bebas yang mengakibatkan kehamilan remaja/kehamilan sebelum nikah yang mempunyai resiko :
- Pengguguran kandungan/aborsi
- Rasa malu atau putus asa
- Terpaksa menikah
b. Beresiko tertular penyakit menular seksual.
c. Penggunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dapat merusak moral generasi muda.

Upaya mencegah pergaulan bebas :
a. Menanamkan nilai agama, moral dan etika.
b. Pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosional agar dapat mengembangkan rasa percaya diri.
c. Pendidikan dan penyuluhan seksual.
d. Penyuluhan kepada para remaja.


3.2. Saran
a. Bagi pemerintah
Diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada para pemuda agar tidak salah dalam memilih pergaulan.
b. Bagi orangtua
Diharapkan memberi kasih sayang tidak hanya limpahan materi saja tetapi perlu juga memperhatikan tingkah laku anak-anaknya agar tidak salah jalan.
c. Bagi para remaja
Isilah hidup dengan kegiatan yang positif dan jangan mencoba hal-hal yang memberikan kenikmatan sesaat.


DAFTAR PUSTAKA


1. Sastro Winata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi. Obstetri Patologi. Jakarta : EGC.
2. Winjosastro, Hanifa. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
3. www.google.com\\seks_bebas\ diakses 05 November 2010.