CARA
MELESTARIKAN SENI BUDAYA DI INDONESIA
Pengertian
Seni dan Budaya
Seni dan Budaya suatu bangsa adalah merupakan
kekayaan khasanah bangsa, karena kecirikhasan suatu bangsa dapat dilihat dari
nilai-nilai seni dan budaya bangsa itu sendiri, juga halnya seperti bangsa
Indonesia tidak terlapas dari kedua hal tersebut. Baik seni maupun budaya kedua-duanya saling
ada keterkaitannya, hal ini dapat kita lihat dari beberapa budaya maysarakat
yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat kita yang beraneka ragam saling
mengisi dan memberi.
Seperti kata pepatah; lain lubuk lain pula
ikannya, dimana keaneka ragaman seni dan budaya bangsa kita, bila terus dijaga, dikembangkan dan dilestarikan
tentunya akan menumbuhkan suatu nilai yang baru yaitu nilai ekonomi yang sangat tinggi yang tentunya akan membuka lapangan kerja sehinga mengurangi
pengangguran dan beban pemerintah disektor lapangan tenaga kerja, bila dikelola
secara profesional, terorganisir dan mempunyai kekuatan hukum dimata dunia yang
tidak bisa dicaplok (diklaim) oleh bangsa atau negara lain seperti apa yang
dilakukan oleh negara Malaysia dengan seenaknya mengklaim beberapa budaya kita
menjadi budaya mereka.
Di masa yang serba modern saat
ini, apakah segala hal yang mengandung masa lalu (tradisi) masih diperlukan?
Tentu tidak mudah menjawab pertanyaan yang demikian. Di satu sisi, masyarakat
harus menyesuaikan diri dengan kondisi zaman yang senantiasa, bahkan begitu
pesat pergerakannya. Di lain sisi, masyarakat tidak lahir dari budaya yang
kosong.
Sulit untuk dipungkiri bahwa
kenyataannya masyarakat (manusia) memang membutuhkan pijakan budaya. Mau tidak
mau, budaya yang pernah tumbuh di belakang masyarakat, yakni masa lampau, harus
ditoleh oleh masyarakat itu sendiri. Ya, semacam cermin untuk menata diri dalam
menyikapi masa depan (masa kini).
Namun, tidak dapat pula
dibantah bahwa kearifan tradisi kerap pula diabaikan masyarakat modern. Segala
hal yang sangkut-menyangkut dengan tradisi dianggap sekedipan mata. Padahal,
ibarat pakaian, tentu budaya masa lampau tidak serta merta harus dikenakan
secara terus-menerus. Dengan kata lain, masa lampau (tradisi) adalah harus
tetap dilestarikan.
Menjadi gaun yang tetap
tergantung di lemari kemodernan, yang dapat dipakai sekali waktu. Namun, andai
tiba masa mengenakan baju budaya masa lalu, sudah barang tentu tidak sekadar
bertengger di tubuh, tetapi ruhnya menyusup juga sampai ke jiwa pemakainya.
Inilah sebenarnya hakikat pelestarian!
Hampir dipastikan, hakikat
pelestarian demikian yang menjadi pijakan Badan Kesbang Pol. dan Linmas
Provinsi Sumatera Utara dalam menggelar Pementasan Pelestarian Seni Budaya di
Lapangan Simpang Tiga, Perbaungan (3 Juli 2010) dan di Alun-alun Tengku Amir
Hamzah, Stabat (10 Juli 2010).
Pementasan kolosal berjudul
“Cinta Tanah Air” karya/sutradara M. Raudah Jambak hadir dalam wujud seni
perunjukan kolaborasi, yang digelar untuk mengajak masyarakat (penonton)
sejenak mengenakan pakaian masa lalu (tradisi). Melalui pertunjukan “Cinta
Tanah Air”, masyarakat memiliki peluang untuk berkaca pada kearifan masa
lampau.
Pertunjukan “Cinta Tanah Air”
membentangkan kenyataan bahwa para leluhur Indonesia sejak zaman perjuangan,
masa kemerdekaan dan zaman sesudahnya senantiasa menjunjung nilai-nilai
keindonesiaan yang satu meskipun berangkat dari keberagaman. Seperti yang
terungkap dalam narasi pertunjukan, bangsa Indonesia (dalam konteks lokal
adalah Sumatera Utara) ditumbuhi ‘tanaman’ yang penuh ragam warna.
Tentu, ragam warna tersebut
tidak boleh hilang begitu saja. “Indonesia memiliki keragaman budaya yang luar
biasa. Semuanya merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. Kita sebagai
warga negara wajib memelihara keragaman budaya tersebut sebagai rasa cinta kita
kepada tanah air.
Dari sekian banyak keragaman
budaya itu, Sumatera Utara termasuk salah satu di antaranya. Rasa syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa diwujudkan dalam berbagai cara, salah satunya melalui seni
tradisi. Dan Sumatera Utara sangat terkenal dengan seni tradisinya...”
Pertunjukan “Cinta Tanah Air”
melibatkan tiga dimensi seni pertunjukan sekaligus; teater, musik dan tari.
Tidak mengherankan pula, pertunjukan ini melibatkan tiga kelompok yang mewakili
dimensi tersebut. Komunitas Home Poetry (M. Raudah Jambak, dkk) menyumbangkan hasil cipta seni yang mewakili dimensi teater. Semula kelompok ini tekun
berproses di ranah sastra, tetapi dalam
perjalanan prosesnya, terlibat juga dalam dunia pertunjukan (teater).
Pada unsur musik, “Cinta Tanah
Air” didukung Sumatra Insidental Music. Di bawah kreator musik Hendri
Parangin-angin, Sumatra Insidental Music dikenal meramu hasil karya musik dari
dua sumber yang berbeda lagi kaya, yaitu musik tradisional dan instrumen
modern. Kelompok musik ini tidak hanya unjuk instrumen di Medan, tetapi
kota-kota lain di Indonesia, bahkan sampai ke negara-negara Asia Tenggara dan
Eropa.
Sumatera Incidental Music menampilkan eksplosari musik yang
kadang ditopang unsur seni lain, terutama teater. Tentu, Sumatra Incidental
Music tidak kaku lagi bersanding dengan unsur seni lain, terutama teater,
apalagi seni tari.
Lantas, tari merupakan unsur
yang termasuk penting dalam pementasan “Cinta Tanah Air”. Untuk urusan ini,
Citra Budaya Production ikut andil menyebarkan hasil ciptanya ke atas panggung.
Citra Budaya Production yang merupakan kelompok tari yang eksis melestarikan
unsur tradisi dalam setiap penampilan. Di bawah koreografer Rahma, kelompok ini
mengisi kegiatan-kegiatan seni bertaraf lokal maupun nasional. Selain itu,
paduan suara Solfeggio Universitas Negeri Medan turut menyemerbakkan
pertunjukan.
Ketiga kelompok kesenian ini
hadir di atas panggung dalam kesatuan yang utuh demi membentangkan keragaman
seni leluhur bangsa, khususnya Sumatera Utara. Sejak awal pertunjukan, “Cinta
Tanah Air” mencoba menggambarkan kekayaan yang dikandung Sumatera Utara. Kekayaan
Sumatera Utara yang ditopang berbagai etnis seperti Melayu, Batak Toba, Batak
Angkola, Batak Mandailing, Karo, Simalungun, Phak-phak dan Nias hadir
susul-menyusul di atas panggung. Tentu, kehadiran unsur tradisi harus
‘disesuaikan’ dengan selera modern, karena mau tidak mau, ‘penyesuaian’ inilah
yang menjembatani budaya masa lampau dengan budaya zaman modern.
Sesungguhnya, pengabaian
terhadap ‘penyesuaian’ tersebutlah yang kerap menggagalkan unsur tradisi untuk
tetap diterima masyarakat. Tidak dapat dihindari, pelestari budaya harus
pandai-pandai menarik-ulur keteguhan unsur leluhur dan tuntutan kemodernan.
Tarik-ulur ini harus terus dilakukan. Namun, risiko bahwa keaslian tradisi
bakal terkikis harus tetap diperhitungkan. Yang pasti, penyesuain semacam ini
harus dieksplorasi dalam produk-produk pelestarian jati diri bangsa, termasuk
produk kesenian.
Nah, melalui produk kesenian,
pertunjukan “Cinta Tanah Air” di bawah event organizer Tito Sinar Production
yang juga dibantu Jitu Production dan CV. Ratu Mandiri Perdana sudah terlibat
dalam peristiwa eksplorasi tarik ulur yang dimaksud, sehingga jurang antara
tradisi dengan modern tidak menganga panjang lagi dalam.
Inilah muara dari Pementasan
Pelestarian Seni Budaya kali ini, seperti yang turungkap dalam selebaran
pertunjukan, “Kesenian merupakan fitrah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun.
Panggung merupakan jagad. Menjadi salah satu pilihan pemersatu, perekat
elemen-elemen yang tumbuh dan berkembang pesat. Baik tradisional maupun
kesenian yang bermotif modern.”
Banyak hal yang dapat dijadikan sebagai cara untuk meletarikan seni dan
budaya di Indonesia, yaitu dengan kesadaran akan pentingnya budaya sebagai jati
diri suatu bangasa oleh setiap warga Negara. Dan yang dapat dijadikan sebagai
cara dalam melestarikan seni budaya dalah sebgaimana dibawahn in:
1.
Penanaman
Nilai-nilai Seni dan Budaya semenjak Usia Dini
Pelestarian
seni dan budaya bangsa dapat dilakukan dengan berbagai cara sperti pengembangan
seni dan budaya itu sendiri, sehingga budaya tersebut tetap berada
ditengah-tengah masyarakat bangsa kita, dan, mewariskannya kepada generasi muda
sebagai pemegang pewaris dari nenek
moyang kita. Tumbuh kembangkan kembali rasa atas kepedulian terhadap nilai seni
dan budaya dari nenek moyang kita (nilai-nilai luhur) terhadap masyarakat kita
mulai dari usia anak-anak sampai ke masyarakat secara umum, tentu akan mendapat
tanggapan yang positif walaupun mereka berada diluar negeri.
2.
Pengembangan
Secara Profesional
Bila
sebuah hasil karya apabila mau dihargai tentunya harus dikelola secara
profesional melalu prosedur yang sudah terorganisir (memiliki manajamen)
mempunyai kekuatan dalam ranah hukum dan dunia usaha, maka setiap karya yang
kita hasilkan akan dapat menambah nilai yang baru yaitu; nilai ekonomi, nilai baru ini akan
menghasilkan keuntungan, pendapatan, memberikan peluang kerja dan
menjadikan aset yang sangat berhaga dimata dunia, sehingga tidak akan dicaplok
orang lain dengan seenaknya saja. Seni dan budaya kalau sudah dikelola secara
profesional, maka suduah tentu akan dijadikan menjadi sebuah profesi atau
pekerjaan yang tentunya akan memberikan manfaat bagi ornag banyak..
3. Festival Seni Budaya
Anak Indonesia
Masih belum hilang dari ingatan kita, bahwasanya seni budaya
Bangsa Indonesia pernah diklaim oleh negara tetangga, sebut saja tarian Bali,
Reog Ponorogo, kerajinan batik, lagu Rasa Sayang-e dan angklung. Tentu saja hal
ini membuat rakyat Indonesia resah, geram dan marah. Namun demikian terdapat
hikmah dibalik kejadian tersebut, yaitu Bangsa Indonesia mau mengintrospeksi
diri untuk memberikan perhatian lebih pada seni budaya bangsa. Hal tersebut
juga menyadarkan kita bahwa seni budaya Bangsa Indonesia adalah kekayaan yang
tak ternilai harganya dan harus kita lestarikan.
Dalam upaya untuk melestarikan seni budaya bangsa, beberapa
langkah telah diambil oleh pemerintah Indonesia. Upaya tersebut misalnya
mematenkan seni budaya asli Indonesia melalui pengakuan world heritage dari
Unesco. Pemerintah juga mendorong agar penggunaan busana khas daerah terus
ditingkatkan baik melalui program kebijakan maupun penetapan peraturan. Upaya
Pemerintah yang tertuang dalam peraturan, yaitu mewajibkan penggunaan busana
khas daerah bagi PNS, dan baru-baru ini juga diterapkan kepada jama’ah haji
Indonesia. Pemerintah Daerah juga merespon upaya dari pemerintah pusat dengan
menambah hari kerja untuk wajib menggunakan busana khas daerah. Kebijakan ini
dapat meningkatkan taraf hidup para pengrajin busana khas daerah sehingga usaha
dibidang ini menjadi tumbuh subur.
Untuk melestarikan seni budaya Bangsa Indonesia, tidaklah
cukup hanya dengan pengakuan dari Unesco ataupun adanya kebijakan Pemerintah.
Hal terpenting adalah kesadaran masyarakat Indonesia itu sendiri untuk
memberikan apresiasi terhadap seni budaya bangsa. Ruang gerak bagi para pelaku
seni budaya pun harus diperluas untuk menjamin mereka terus berkarya. Seni
budaya Bangsa Indonesia juga harus dikenalkan sedini mungkin kepada anak-anak
sebagai pewaris bangsa, sehingga akan tumbuh karakter cinta terhadap seni
budaya bangsanya sendiri. Karakter mencintai seni dan budayanya sendiri adalah
faktor yang penting untuk menciptakan bangsa yang berbudi luhur dan memiliki
budi pekerti dalam tindakan dan pikiran sebagai refleksi dari kepribadiannya.
Dengan demikian ciri khas bangsa Indonesia akan terpelihara dan terjaga
kelestariannya.
Mengenalkan seni budaya bangsa sejak dini kepada anak-anak
akan berhasil maksimal jika dilakukan dengan menggunakan metode mendidik yang
tepat. Metode mendidik yang efektif adalah sejauhmana otak dapat berhasil
menyerap informasi secara optimal. Hasil riset tentang tehnik penyerapan
informasi ke otak yang efektif adalah melalui cara: mendengar dan melihat,
kemudian mengatakan, dan terakhir adalah mengatakan dan melakukan. Cara-cara
tersebut merupakan tahapan yang mempunyai nilai prosentase penyerapan informasi
lebih besar dibandingkan dengan hanya membaca dan hanya mendengar saja.
Untuk menanamkan nilai-nilai luhur seni budaya bangsa sejak
dini, akan sangat efektif jika diadakan event festival seni budaya anak
Indonesia. Event ini akan menggiring anak Indonesia untuk mendengar dan melihat
secara langsung pertunjukkan berbagai seni budaya bangsa. Aktivitas mendengar
dan melihat akan membuat anak memiliki pengalaman yang menarik untuk
menceritakannya kembali dan meniru apa yang mereka saksikan. Membuat event yang
menarik untuk melibatkan anak secara langsung akan jauh lebih efektif dari pada
hanya memberikan pengetahuan tentang seni budaya bangsa melalui buku bacaan
ataupun yang didengar dari para guru saja.
Event
festival seni budaya anak Indonesia akan sangat menarik perhatian, karena event
tersebut dimainkan oleh anak-anak. Sosok anak yang lugu, ceria dan lucu akan
menginspirasi orang tua maupun anak-anak yang menyaksikan event tersebut. Bagi
anak-anak duta wisata daerah akan lebih dapat mengaktualisasikan diri dan
mengekspresikan bakat seni budayanya, sedangkan bagi anak-anak yang menikmati
pertunjukan akan mengenal ragam seni budaya Indonesia dan menyadarkan akan
adanya kekayaan, keindahan, dan kedamaian di bumi pertiwi. Dengan demikian
karakter kepribadian mereka akan digiring untuk mencintai seni dan budaya
bangsa Indonesia.
Peserta
festival meliputi utusan dari berbagai daerah di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke, sekaligus menjadi duta wisata dari daerahnya masing-masing. Adapun
kategori seni budaya yang ditampilkan terbagi dalam 3 kelompok, yaitu:
drama/sandiwara tradisional (misalnya: ludruk, ketoprak, wayang orang, lenong,
dan sebagainya), musik daerah (misalnya: angklung, gamelan, sasando, kolintang,
dan sebagianya), dan tarian daerah (misalnya: Tari Pendet, Tari Remong, Tari
Reog, Tari Jaipong, Tari Saman, Tari Piring, dan sebagainya).
Event Festival Seni Budaya Anak
Indonesia akan tepat jika diselenggarakan di Taman Impian Jaya Ancol. Mengapa
demikian? Taman Impian Jaya Ancol adalah salah satu ikon tempat hiburan dan
rekreasi terbesar di Indonesia. Tempat tersebut juga menyediakan berbagai
permainan dan tontonan berteknologi modern seperti di Dunia Fantasi, Gelanggang
Samudra, Seaword, Atlantis Water Adventure, dan tempat outbound bersama
keluarga maupun teman sekolah. Di tengah permainan yang serba berteknologi
modern tersebut, sangatlah tepat jika diadakan event pertunjukan edukatif dan
kreatif bagi keluarga dan anak-anak untuk kelestarian seni budaya bangsa.
Dengan demikian akan membentuk image pada anak-anak bahwa kekayaan seni budaya
bangsa adalah sesuatu yang prestisius dan sangat layak untuk diperjuangkan agar
tetap lestari.
Adapun manfaat yang bisa didapat dari Festival Seni Budaya
Anak Indonesia diantaranya adalah:
- Menggali potensi putra-putri anak bangsa yang berbakat untuk mengembangkan seni budaya daerah, yang kelak bisa menjadi duta seni budaya bangsa Indonesia.
- Mengenalkan dan menumbuhkan karakter cinta terhadap seni budaya bangsa Indonesia pada anak-anak sedini mungkin.
- Memperkenalkan ragam seni budaya daerah yang belum dikenal secara luas dan menyadarkan akan kekayaan, keindahan, dan kedamaian di bumi pertiwi.
- Mengkonsolidasikan dan mendokumentasikan jenis-jenis seni budaya daerah di seluruh tanah air agar tidak ada yang terlepas dari perhatian.
Kapan
event tersebut diadakan? Event tersebut akan tepat jika diselenggarakan dalam
rangka menyambut hari anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli. Kalau
tahun lalu dalam rangka menyambut hari anak Nasional di Taman Impian Jaya Ancol
menyuguhkan acara “Pentas Seni Anak Jakarta bertajuk Cerdas Ceria”, sudah
sewajarnya jika tahun berikutnya diperluas cakupannya meliputi ragam seni
budaya dari seluruh tanah air. Pertunjukan Festival Seni Budaya Anak Indonesia
akan memperkuat eksistensi Taman Impian Jaya Ancol sebagai ikon tempat hiburan
dan rekreasi terbesar di Indonesia.
Apa langkah-langkahnya untuk
merealisasikan event tersebut? Event Festival Seni Budaya Anak Indonesia
bukanlah ajang untuk mencari juara, namun ajang aktualisasi dan ekspresi seni
budaya yang pesertanya adalah anak-anak dari berbagai daerah di seluruh tanah
air. Visi dari event ini adalah membentuk karakter generasi penerus agar
mencintai seni budaya bangsa Indonesia dan memelihara serta menjaga
kelestariannya.
Dalam
penyelenggaraan event tentunya harus dibuatkan time schedule untuk setiap
tahapan, diantaranya proses sosialisasi dan seleksi peserta dari tiap daerah.
Sosialisasi tersebut dapat di informasikan melalui berbagai mass media baik
televisi, surat kabar lokal maupun nasional, ataupun melalui forum media
internet seperti kompasiana. Dengan demikian persiapan bagi anak-anak sebagai
duta wisata daerah menjadi lebih matang. Kriteria umur bagi peserta duta wisata
daerah juga harus ditentukan, begitu juga jenis seni budaya yang akan
ditampilkan juga harus di kelompokkan dalam beberapa kategori. Adapun proses
seleksi dipercayakan pada masing-masing daerah yang didampingi panitia
penyelenggara Festival Seni Budaya Anak Indonesia.
Festival
seni budaya anak Indonesia merupakan salah satu upaya untuk melestarikan
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Di jaman teknologi yang semakin canggih
seperti sekarang ini, nilai-nilai luhur budaya bangsa semakin menjadi barang
langka karena tergeser oleh pilihan-pilihan hidup yang pragmatis. Namun
kecanggihan dan kepintaran manusia modern tersebut hanya akan menjadikan
dirinya sebagai robot-robot penggerak mesin kapitalisme apabila tidak memiliki
nilai-nilai luhur budaya bangsa. Dengan menanamkan nilai-nilai luhur budaya
bangsa sejak dini diharapkan generasi mendatang memiliki karakter manusia
seutuhnya dan mempunyai prinsip yang kokoh diantara arus deras globalisasi.
Akhir kata, semoga ide event ini dapat menjadi manfaat bagi bangsa Indonesia.
Hiduplah bangsaku, jayalah negeriku Indonesia.
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku bangsa dan unsur
kebudayaan yang semua sebagaimana tersirat dalam Bhineka Tunggal Ika yang
artinya “ walaupun berbeda – beda tetap satu jua “
Kebudayaan lama atau yang sering disebut kebudayaan asli
bangsa indonesia dimana kebudayaan ini belum terjamah oleh kebudayaan asing
merupakan suatu harus tetap kita pertahankan karena ini meryupakan suatu
kebanggaan atau kekayaan bangsa kita, oleh karena itu supay kebudayaan –
kebudayaan asli bangsa indonesia ini tetap ada marilah kita jaga bersama,
adapun cara memelihara kebudayaan asli bangsa indonesia adalah sebagai berikut
:
4.
Melalui
Media Massa
Media massa mempunyai tugas dan kewajiban–selain menjadi
sarana dan prasarana komunikasi–untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan
peristiwa-peristiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam
aneka wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya)–dari
yang kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan
sampai yang sangat menyenangkan – tanpa ada batasan kurun waktu.
Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media massa, media
massa dan manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan dan saling
membutuhkan karena masing-masing saling mempunyai kepentingan, masing-masing
saling memerlukan. Media massa membutuhkan berita dan informasi untuk
publikasinya baik untuk kepentingan media itu sendiri maupun untuk kepentingan
orang atau institusi lainnya; di lain pihak, manusia membutuhkan adanya
pemberitaan, publikasi untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Televisi sebagai media publik mempunyai daya tarik yang kuat
tidak perlu dijelaskan lagi, kalau radio mempunyai daya tarik yang kuat
disebabkan unsur-unsur kata-kata, musik dan sound effect, maka televisi selain
ketiga unsur tersebut, juga memiliki unsur visual berupa gambar. Dan gambar ini
bukan gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam
pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio, juga melebihi film
bioskop, sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman,
sedang televisi itu selain menyajikan film juga programa yang lain seperti seni
tradisional. Sesuai fungsinya, media massa (termasuk televisi), selain
menghibur, ada tiga fungsi lainnya yang cukup penting. Harold Laswell dan
Charles Wright (1959) membagi menjadi empat fungsi media (tiga dicetuskan oleh
Laswell dan yang ke empat oleh Wright). Keempat fungsi media tersebut adalah:
-
Pengawasan (Surveillance)
-
Korelasi (Correlation)
-
Penyampaian Warisan Sosial (Transmission of the Social Heritage)
-
Hiburan (Entertainment)
5.
Pementasan – Pementasan
walau tidak mudah upaya-upaya pelestarian budaya kita harus
tetap gencar dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah
pementasan-pementasan seni budaya tradisional di berbagai pusat kebudayaan atau
tempat umum yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya pelestarian itu akan
berjalan sukses apabila didukung oleh berbagai pihak termasuk pemerintah dan
adanya sosialisasi luas dari media massa termasuk televisi. Maka cepat atau
lambat, budaya tradisional kembali akan bergairah
5.
Melibatkan
peran pemerintah
Mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan
pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan
pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk
pembangunan dalam bidang ekonomi saja .
Dan tugas utama yang harus dibenahi adalah bagaimana
mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan
sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama
Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara
lain.
6.
Menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal
Dengan
adanya Sekolah Selenggarakan Mata Pelajaran Muatan dan ekstrakurikuler wajib
berbasis pelestarian seni budaya setempat, dapat menimbulkan rasa cinta
dan bangga memiliki kebudayaan tersebut, dengan demikian para genarasi muda
dapat mengetahui kebudayaan – kebudayaan yang ada di Indonesia.
salam sukses, angin timur
director of change
Mulia Raja Lubis (edan.raja@yahoo.com/ angin.raja20@yahoo.com)
director of change
Mulia Raja Lubis (edan.raja@yahoo.com/ angin.raja20@yahoo.com)
semoga bermanfaat buat semuanya.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
menggapai asa dalam kesempatan dan kemauan
mentukan pilihan yg ada dengan bijak dan makna
karena pilihan adalah awal dari perjalanan panjang