Bab II
LANDASAN TEORITIS
A. Kedudukan Al Qur’an dalam islam
Al
Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi berbagai hal kemashlahatan
manusia di dunia dan akhirat. Ia diturunkan tidak saja untuk dibaca dan dihafal
, tetapi setiap pribadi muslim juga dituntut untuk dapat memahami
pesan-pesannya serta mengamalkan isinya. Dengan demikian ia akan menjadi
petunjuk bagi jalan kehidupan setiap muslim. Sebagaimana yang dinyatakan Allah
SWT dalam Surat Al-Isra’ ayat 9 berikut ini:
|
Artinya: “ Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira pada orang-orang
mukmin yang beramal shaleh bahwa memperoleh pahala yang besar.”[1]
Dari
segi kandungan Al
Qur’an , kemukjizatannya juga terlihat dari berita-berita ghaib yang
diungkapkannya dengan bahasa yang indah, namun keindahan tersebut hanya diahami
oleh mereka yang mengerti bahasa Arab. Selain itu, Quraish Shihab
mengungakapkan aspek lain, yaitu isyarat-isyarat ilmiah. Contohnya dalam surat
Al Baqarah ayat 223 menjelaskan, anak adalah hasil sperma pria sedang wanita
sebagai tempat bercocok tanam (ladang), karena mereka yang mengandungkan. Masih banyak lagi ayat lain yang menagndung
isyarat-isyarat ilmiah yang tidak mungkin diketahui Nabi pada abad VI-VII M,
kalu bukan karena wahyu Allah.[2]
B. Pentingnya
Membaca Al-Qur’an
Diantara ayata-ayat Al Qur’an
tersebut yang menjadi pedoman bagi kehidupan umat islam adalah 7 ayat yang
terdapat dalam surat Al-Fatihah. Ketujuh ayat tersebut adalah sebagai berikut:
Artinya :
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuham
semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha penyayang.
4. Yang menguasai hari pembalasan.
5.
Hanya
Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
7.
(yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka: bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[3]
Dengan demikian jelaslah bahwa Surat Al-Fatihah merupakan
suatu suratyang sangat pentig keberadaannya bagi umat islam. Hal in sejalan
pula dengan makna yang terkandung di dalam ayat-ayat Al Fatihah tersebut yang
sangat luas dan mendalam. Diantara beberapa makna yang mempunyai kandungan
pengajaran yang sangat penting bagi umat islam adalah:
1. Basmalah merupakan ucapan yang
mengandung penyebutan terhadap Allah SWT beserta dengan dua sifa-Nya.
Pengucapan basmalah ini sangat dianjurkan dibaca sebelum memulai pekerjaan yang
baik, seperti makan, minum dan menyembelih binatang. Sifat Ar Rahmaan yang berarti Maha pemurah memberi pengertian bahwa Allah
melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya. Sedangkan Ar Rahiim yang berarti Maha Penyayang memberi pengertian bahwa
Allah senantiasa bersifat rahmat yang menyebabkan Allah selalu melimpahkan
rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.
2. Perkataan Alhmadu yang berarti segala puji. Memuji orang adalah karena
perbuatannya yang baik yang dikerjakan dengan kemauan_nya karena perbuatan-Nya
yang baik, yaitu sumber dari segala yang kebaikan yang patut dipuji.
3. Rabb berarti Tuhan. Tuhan yang dita’ati
Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafazh rabb tida dapat dipakai selain untuk Tuhan kecuali kalau ada
sambungannya, seperti: rabbulbait (tuan rumah). ‘Alamiin (semesta alam), semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri
dari berbagai-bagai jenis dan macam, seperti manusia, alam, hewan, alam
tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati, dan sebagainya. Allah pencipta semua
alam-alam itu.
4. Maalik (Yang Menguasai), dengan
memanjangkan mim ia berarti: pemilik (yang empunya). Dapat pula dibaca dengan Malik (dengan memendekkan mim, berarti
taja.
5. Yaumiddin (hari pembalasan); hari yang
diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan amalannya yang baik
maupun yang buruk. Yaumiddin disebut
juga Yaumulqiyaamah, yaumulhisab,
yaumulijazaa’ dan sebagainya.
6. Na’budu diambil dari kata ‘ibadat;
kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang kebesaran Allah
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
7. Nasta’iin (minta pertolongan), terambil dari
kata isti’aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan
yang tidak sanggup diselesaikan dengan tenaga sendiri.
8. Ihdina (tunjukilah kami), terambil dari
kata hidayaat; memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang dimaksud dengan
ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga memberi taufik.
9. Yang dimaksud dengan mereka yang
dimurkai dan mereka yang sesar ialah semua golongan yang menyimpang dari ajaran
Islam.[4]
C. Hipotesis
Hipotesis
adalah suatu istilah yang sering dikemukakan dalam kegiatan penelitian. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas tentang hipotesis tersebut, maka perlu
dijelaskan pengertiannya. Jhon W. Best menyatakan: “Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap permasalahan yang dipertanyakan.[5]
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut: “Aktivitas pengajian Al Qur’an mempunyai pengaruh yang positif
terhadap kemampuan membaca Al Fatihah bagi siswa kelas VI SDN No. 056000
Kampung Baru Kecamatan Stabat.”
[1]
Departemen Agama RI, AlQur’an dan
Terjemahannya, Jakarta, 1982, hal. 425.
[2]
M.Quraish Shihab, Membumikan AlQur’an, Bandung, Mizan, 1994, Hal.27.
[3]
Departemen Agama RI. Op.Cit., hal. 6.
[4] Ibid,. hal. 5-6.
[5] Jhon
W. Best, Metodologi Penelitian
Penelitian, Surabaya, Usaha Nasional, 1982, hal. 62.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
menggapai asa dalam kesempatan dan kemauan
mentukan pilihan yg ada dengan bijak dan makna
karena pilihan adalah awal dari perjalanan panjang